Tag Archives: cewek bugil

Pecandu Berat Video Porno

Rabu, 19/01/2011 10:03 WIB | email | print | share

Assalamu’alaykum wr. wb.

Ustadz, saya adalah pecandu berat video porno, saya sudah mencoba untuk berhenti tapi tidak bisa ustadz, apakah ada cara yang efektif untuk berhenti dari kebiasaan buruk tersebut?

wassa’amu’alaykum wr. wb.

NA

Jawaban

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Kebiasaan menonton film porno adalah penyakit yang harus segera diobati untuk menghindari dirinya dari dosa yang lebih besar lagi dikarenakan kemaksiatan yang ada di dalamnya.

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ

Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 30-31)

Sebagaimana tabiat sebuah kemaksiatan ketika ia tidak segera ditanggulangi maka ia akan mendorong si pelakunya untuk melakukan kemaksiatan lainnya yang lebih besar. Tidak jarang perzinahan terjadi dikarenakan pengaruh film-film yang menampakkan aurat dan syahwat (porno)

Untuk itu menghilangkan kebiasaan buruk itu adalah suatu kewajiban dan diantara hal-hal yang bisa dilakukan adalah :

1. Menyadari besarnya dosa perbuatan itu dihadapan Allah swt.

Hendaklah dirinya menyadari dosa dari perbuatan itu dan sesungguhnya ia bisa tergolong dosa besar manakala dianggap enteng oleh pelakunya atau dilakukan berulang-ulang (kecanduan). Karena itu para ulama mengatakan,”Janganlah seseorang melihat pada kecilnya dosa akan tetapi lihatlah kepada siapa dia bermaksiat.”

Ketika dosa itu tidak segera ditanggulangi maka ia akan semakin membuat hitam hatinya dan pada akhirnya akan menutupinya hingga cahaya hidayah dan keimanan sulit menembusnya.

2. Meningkatkan keimanan dengan amal-amal shaleh.

Keimananlah yang menggerakkan seseorang melakukan berbagai perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya meskipun itu semua dirasakan berat dan membutuhkan pengorbanan. Sebaliknya lemahnya iman atau ketiadaan iman didalam diri seseorang menjadikannya ringan melakukan berbagai kemaksiatan dan meninggalkan ketaatan kepada Allah swt.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Seorang mukmin tidak disebut mukmin saat ia berzina, seorang mukmin tidak disebut sebagai mukmin saat ia mencuri’.”

Untuk itu diperlukan berbagai amal shaleh, seperti : komitmen dengan shalat lima waktu berjamaah di masjid, membaca al Qur’an, memperbanyak dzikrullah dan ibadah-ibadah lainnya.

3. Mencari lingkungan yang baik.

Sedikit banyaknya lingkungan tempat seseorang berinteraksi juga memberikan pengaruh terhadap prilakunya, sebagaimana disebutkan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari ari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang laki-laki itu bergantung dengan agama teman gaulnya, maka hendaklah salah seorang melihat siapa yang menjadi teman gaulnya.”

Hendaklah dirinya berupaya untuk berkawan dengan orang-orang shaleh di semua lingkungan interaksinya, baik di rumah, kantor maupun tempat-tempat lainnya agar dirinya terpengaruh oleh keshalehan mereka sehingga dapat menghilangkan kebiasaan buruknya itu.

4. Mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat.

Diantara yang sering kali mencelakakan manusia adalah waktu luang atau kosong karena pada saat itulah kebanyakan setan masuk dan menggoda manusia dengan berbagai was-wasnya yang dihembus-hembuskannya untuk melakukan berbagai.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.”

Termasuk diantara waktu yang sering juga menjerumuskan manusia dengan berbagai kemaksiatan adalah setelah tertunaikannya suatu pekerjaan. Karena itu Allah swt memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk melakukan pekerjaan bermanfaat lainnya setelah dirinya menyelesaikan pekerjaan bermanfaat sebelumnya, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya :

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب

Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Asy Syarh [94] : 7–8)

Menjadi keharusan bagi seorang yang memiliki kebiasaan menonton film porno untuk mengisi waktu-waktu luangnya dengan berbagai pekerjaan bermanafaat baik dengan amal-amal akherat, seperti : membaca al Qur’an, berdzikir, mendengarkan kaset-kaset ceramah (pengajian) atau pun dengan amal-amal duniawi, seperti : membaca buku yang bermanfaat dan lainnya.

5. Memperbanyak doa.

Senjata yang paling ampuh dan tidak bisa dilupakan adalah senantiasa berdoa kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya agar dirinya mampu menghentikan perbuatan buruk itu. Karena tidaklah ada daya dan kekuatan seorang manusia tanpa dukungan dan kekuatan dari Sang Maha Perkasa, Allah swt.

Hendaklah dirinya berdoa kepada Allah pada waktu-waktu yang terbaik untuk berdoa, seperti : ketika sujud, hujan besar, antara adzan dan iqamah, disaat safar, berpuasa dan lainnya.

Semoga Allah swt memberikan kemudahan kepada anda untuk dapat menghindari perbuatan buruk tersebut dan menggantinya dengan perbuatan-perbuatan yang baik.

Wallahu A’lam

Hadits lain berkaitan dengan menjaga pandangan

Dalam kaca mata syari’ah memang masalah pandangan adalah masalah yang sangat penting. Rasulullah menyebutkan hadis qudsi yang menerangkan bahwa padangan itu seperti panah beracun

النظرة سهم مسموم من سهام إبليس من تركها من مخافتي أبدلته إيمانا يجد حلاوته في قلبه

Pandangan itu adalah panah beracun di antara panah iblis, siapa yang meninggalkannya karena takut kepadaKu maka akan Aku gantikan dengan keimanan, yang ia dapatkan manisnya di dalam hatinya (HR ath-Thabrani dan al-Hakim)

Untuk lebih memahami makna menundukkan pandangan ini mari kita simak pesan Nabi kepada Ali bin Abi Thalib;

يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ

”Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh”. (HR Ahmad, Abu Daud dan Turmidzi).

Hadis ini menunjukkan bahwa pandangan sekejap, atau penglihatan terhadap hal-hal yang haram sesaat yang pertama adalah pandangan yang diampuni. Kewajiban kita untuk tidak memfokuskan pandangan kepada hal yang diharamkan itu. Ketika pandangan mata kita tertumbuk pada suatu obyek yang haram, kewajiban kita adalah menyingkirkan pandangan kita (menundukkan mata) ke objek yang lain. Jika kita tidak mau mengalihkannya, maka pandangan tersebut dinilai sebagai bentuk zina mata sebagaimana sabda Rasulullah

الْعينانِ زِنَاهُما النَّظَرُ

”Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat.” (HR Al-Bukhari)

Meskipun di dalam hadis di atas rasulullah menyatakan pandangan pertama itu adalah hakmu, perbanyaklah taubat dan istighfar, karena pandangan yang tidak sengaja itu.

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Sesungguhnya Taubat di sisi Allah hanyalah Taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang Kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana (An-Nisa’:17)

Menundukkan pandangan memiliki berbagai hikmah yang tak terkira nilainya. Diantara berbagai hikmah tersebut adalah:

  1. Akan dikaruniai oleh Allah kelezatan iman. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi,”Barangsiapa memandang seorang wanita kemudian menundukkan (memalingkan) pandangannya (karena takut fitnah, pen) maka Allah akan mengkaruniakan kepadanya kelezatan iman”.
  2. Akan dikaruniai oleh Allah cahaya kalbu dan kekuatan firasat. Karena itulah setelah menerangkan perintah menundukkan pandangan dan berbagai perintah untuk bersikap ‘iffah (menjaga kehormatan diri) maka Allah menyambungnya dengan ayat Cahaya, yang menerangkan tentang cahaya-Nya yang Agung (yang tersulut sendiri tanpa disulut).
  3. Akan dikaruniai oleh Allah kekuatan dan ketetapan hati serta keberanian. (Majmu’ Fatawa Ibn Taimiyyah, jilid 15, kitab Tafsir, hal 410 – 427)

Berkata Muhammad Amin Asy-Syinqithy rahimahullah : “Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa yang menjadikan mata itu berdosa karena memandang hal-hal yang dilarang berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Ghofir ayat 19 :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرِ

Dia mengetahui khianatnya (pandangan) mata dan apa yang disembunyikan oleh hati”.

Ini menunjukkan ancaman bagi yang menghianati matanya dengan memandang hal-hal yang dilarang”.

@ Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata :

يَتَحَقَّقُ رَجُلٌ مِنْ جُحْرٍ فِيْ حُجَرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ مدري يحك به رأسه فقال لو أعلم أنك تنظر لطعنت به في عينك إنما جعل الاستئذان من أجل البصر

“Seseorang dari satu celah mengamati kamar-kamar Nabi shollallahu ‘alahi wasallam dan pada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam ada sisir yang beliau menggaruk kepalanya, maka beliau berkata : “Sekiranya saya tahu engkau memandang (kekamarku) maka akan kutusukkan sisir ini ke matamu, sesungguhnya diberlakukannya meminta izin itu karena alasan pandangan”. (HR. Bukhary-Muslim)

سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِيْ أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِيْ

“Aku bertanya kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘alahi wasallam tentang memandang secara tiba-tiba, maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam memberi perintah kepadaku : “Palingkanlah pandanganmu”. (HR. Muslim).

Syeikh Salim Al-Hilaly hafizhohullah berkata : “Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada dosa pandangan kepada selain mahram secara tiba-tiba (tidak disengaja) akan tetapi wajib untuk memalingkan pandangan berikutnya, karena hal itu sudah merupakan dosa”. (Bahjatun Nadzirin 3/146).